Sabtu, 23 April 2016

Masih Adakah?

Setitik Kebanggaan Untuk Negeriku

Hingga saat ini aku selalu berandai-andai jika aku bukan bukan Indonesia, apakah aku akan sepintar anak-anak bangsa Eropa seperti Jerman, Finlandia, Inggris, dan Amerika Serikat yang memiliki pengetahuan dan teknologi terdepan, atau remaja-remaja Jepang dan Korea Selatan yang selalu menonton konser dan mengikuti perkembangan kemunculan idolanya.

Aku akui Indonesia memang bukan negara yang buruk. Namun saat aku melihat video disebuah chanel Youtube. Perasaanku benar-benar campur aduk. Antara kesal, malu, marah, namun aku juga tertawa renyah karena video tersebut menayangkan pendapat beberapa orang dari sebuah negara maju di Asia tentang orang-orang Indonesia. Hasilnya jauh dari kata memuaskan. Sebagian besar tidak dapat berkomentar tentang Indonesia sedikitpun karena mereka bahkan tidak tahu letak Indonesia dimana, masyarakatnya seperti apa. Padahal kukira negara yang menjadi narasumber tersebut adalah negara orang-orang yang mementingkan ilmu pengetahuan namun mereka tidak tahu letak negara yang sebenua dengan negaranya.

Mengenaskan sekali. Akupun bertanya pada diriku sendiri. Siapakah yang harus disalahkan? Orang-orang Indonesia kah yang terlalu mencintai negerinya apa adanya, pemerintah yang hanya mengurus "tugas" utamanya saja, atau orang-orang yang diwawancara pada video tersebut.

Disaat remaja-remaja di Indonesia mengila-gilai artis-artis negara tersebut, ironisnya negara tersebutpun tak tahu letak Indonesia ada dimana. Sekecil itukah Indonesia dipeta dunia. Atau setidak berhagakah predikat negara kepulauan dengan pulau terbanyak, negara dengan populasi muslim terbesar, negara dengan populasi terbanyak ke-4 didunia.

Tapi aku sadari mereka tidaklah salah, kita yang terlalu menganggap remeh segala potensi kita yang begitu berharga. Kita bahkan tidak menghargai petani yang menyediakan beras sebagai makanan pokok sebagian besar masyarakat kita. Dalam buku biografi B.J. Habibie terdapat kutipan sebuah tokoh yang menyimpulkan bahwa siapa yang tidak menghargai sesuatu yang kecil, maka tak berhaklah orang tersebut mendapatkan yang lebih besar.

Untuk itu aku berharap baik masyarakat Indonesia, pendatang, bahkan pemerintah. mari kita hargai dan akui segala potensi kita apapun itu, Berusalah agar kita diakui oleh masyarakat dunia! Semangat 45!